K.D. 3.4. Menganalisis Perancangan Jaringan
Nirkabel
Terdapat beberapa langkah untuk memulai perancangan jaringan
wireless.Di setiap langkah ini nanti perancang membutuhkan beberapa perangkat
tambahan baik software maupun hardware, dan juga berapa strategi tertentu.
·
Identifikasi Kegiatan Survey
(Koordinat, zone, channel, noise)
Koordinat
Untuk menentukan suatu titik di bumi berdasarkan
garis lintang dan garis bujur.
Zone
Daerah coverage area perlu diperhatikan
mengenai kontur wilayahnya, keadaan alamnya, gedung-gedungnya, dan lain-lain.
Channel
Pemilihan channel, salah satu hal yang dapat
mengoptimalisasi jaringan wireless.
Noise/derau
Terjadi karena adanya sinyal-sinyal yang
bercampur (distorsi) yang tidak diinginkan. Noise dibagi empat
a.
Thermal noise
Terjadi karena agitasi elektron dalam suatu
konduktor yang selalu muncul di semua peralatan elektronik dan media transmisi
yang diakibatkan temperatur.
b.
Intermodulation noise
Terjadi karena sinyal-sinyal pada frekuensi-frekuensi
yang berbeda tersebar pada medium transmisi yang sama.
c.
Crosstalk
Terjadi karena sambungan yang kurang baik/kabel
elektrik yang berdekatan dan dapat pula dari microwave.
d.
Impuls noise
Terdiri dari pulsa-pulsa tak
beraturan/spike-spike noise dengan durasi pendek dengan amplitudo yang relatif
tinggi.Terjadi karena kilat/petir dan mungkin kesalahan dalam sistem komputer.
·
Kapasitas Jaringan Nirkabel
Dalam kapasitas jaringan nirkabel sudah
sangan luas, dapat digunakan oleh banyak orang dan mulai dikenal
·
Topologi Jaringan Nirkabel
1.
Independent
Basic Service Set (IBBS)
Gambar 3.4.1. Topologi
Jaringan Nirkabel IBSS
AdHoc sering disebut Independent Basic Service Set (IBBS).
Jaringan AdHoc terbentuk bila antara client wireless yang dilengkapi dengan
wireless LAN Card saling terhubung satu sama lain secara langsung. Pada
jaringan ini tidak memerlukan perantara seperti access point atau perangkat
lainnya.Topologi Adhoc ini memiliki beberapa kelemahan. Jika client yang
terhubung semakin banyak, maka proses transmisi data akan semakin lambat.
Kelemahan lainnya, karena tidak adanya access point yang
dijadikan consentrator pada topologi ini, menyebabkan tidak adanya perangkat
yang bisa mengatur wireless client yang tekoneksi. Collusion atau tabrakan pun
sangat mungkin terjadi.
2.
Basic Service Set (BSS)
Gambar 3.4.2. Topologi
Jaringan Nirkabel BSS
Koneksi antar wireless client pada topologi ini diperantarai
oleh sebuah perangkat access point. Setiap wireless client yang ingin terhubng
dengan client lainnya harus terhububung dulu dengan access point yang
digunakan.
3.
Extended Service Set (ESS)
Gambar 3.4.3. Topologi
Jaringan Nirkabel ESS
Pada topologi ESS terdapat lebih dari satu access point yang
digunakan.Tujuannya adalah untuk menjangkau area yang lebih jauh lagi.Jadi,
bisa dikatakan topologi ESS ini merupakan gabungan atau kumpulan dari topologi
BSS.
Pada topologi BSS atau ESS, kita bisa memadukannya dengan
jaringan kabel. Koneksi ini biasa disebut infrastruktur, dimana wireless client
dapat terhubng dan berkomunikasi dengan client lain pada jaringan kabel.
Gambar 3.4.4. Pandungan Topologi Jaringan Nirkabel BSS dan ESS
·
Identifikasi Interkoneksi Perangkat
Jaringan
1.
Network
interface card, yaitu perangkat yang menyediakan antarmuka hardware antara
komputer jaringan.
2.
Hub/switch,
yaitu perangkat yang memiliki banyak port yang memungkinkan beberapa titik
(komputer yang ada NIC-nya) bergabung jadi satu jaringan.
3.
Repeater,
yaitu alat yang digunakan untuk memperkuat sinyal di dalam jaringan.
Fungsi repeater :
·
Memperluas sinyal dari server
·
Mempermudah akses sinyal wifi dari
server
·
Mengover daerah-daerah yang lemah
sinyal dari server
·
Meneruskan dan memperkuat sinyal
·
Mempermudah pengiriman
data/informasi
·
Tidak perlu membangun jaringan kabel
yang sangat panjang.
4.
Bridge,
yaitu alat yang fungsinya sama dengan repeater, tapi bridge melakukan filter
terhadap sinyal. Bridge juga dapat menghubungkan jaringan yang beda segmen
protokol aksesnya, tapi protokol komunikasinya sama.
5.
Router,
yaitu perangkat yang dapat menghubungkan jaringan komputer satu dengan jaringan
yang lain.
Kondisi Channel
Channel dapat
diibaratkan seperti sebuah jalan. Peralatan wireless yang mendukung standar
protocol 802.11a/b/g yang menggunakan frekwensi 2, 4 GHz mempunyai jumlah 14
channel. Pemasangan Access Point dengan menggunakan frekwensi 2, 4 GHz lebih
dari satu dalam satu ruangan atau area, harus memperhatikan channel agar tidak
terjadi interferensi antar access point yang nanti dapat mengakibatkan
kerusakan data.
Interferensi
Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat
membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase
kedua gelombang sama dengan nol, sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya
adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling
menghilangkan.
Beberapas sumber interferensi:
1. Natural noise, adalah noise dari
atmosfer dangalaksi
2. Manmade noise, adalah sinyal RF
yang diambil oleh antena. Termasuk microwave oven, telepon cordless, dan
indoor WiFi
3. Receiver noise, adalah noise
yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima
4. Interferensi dari jaringan
lain, adalah interferensi yang disebabkan oleh jaringan wireless lain yang
bekerja pada band yang sama.
5. Interferensi dari jaringan
sendiri, adalah terjadi jika kita menggunakan frekwensi yang sama lebih
dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak
/spasi antar channelnya, atau menggunakan urusan frekwensi hopping yang
tidak benar.
6. Interferensi dari sinyal out of
band, adalah disebabkan oleh sinyal yang kuat di luarfrekwensi band yang
kita gunakan, misalnya pemancar FM, AM, atau TV, pager, radio CB.
Strategi
untuk menanggulangi interferensi, gunakan antenna sectoral atau antenna
pengarah / narrow band dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat efektif untuk
mengurangi interferensi terutama di daerah yang spectrum-nya sangat padat
sekali.
1. Gunakan jalur-jalur yang pendek,
jangan berusaha membangun sambungan jarak jauh.
2. Pilih frekuensi yang tidak
banyak digunakan oleh stasiun lain.
3. Ubah / ganti polarisasi antena.
4. Atur azimuth antenna.
5. Ubah lokasi peralatan.